Minggu, 13 Oktober 2013

Kisah Indra Sjafri Mencari dan Merekrut Pemain untuk Timnas U-19

Seperti biasa setiap timnas kelompok umur sedang berkompetisi dan mendapat sorot media, semua berujar “kita memiliki timnas yang menjanjikan di masa depan”. Begitu pula yang diperoleh oleh timnas U-19 asuhan Indra Sjafri. Terlebih dalam pertandingan pertama Piala AFF U-19, Indonesia menang besar, 5-0 atas Brunei Darussalam di stadion Delta Sidoarjo.

Secara kualitas sebenarnya tidak ada yang istimewa di tim ini. Punya kualitas yang tidak jauh beda dengan timnas kelompok umur lainnya. Maklum saja, kita belum melakukan pembenahan pembinaan usia muda yang menyeluruh. Kalau ada pemain yang menonjol seperti Evan Dimas, selain sudah biasa ada pemain yang menonjol dalam sebuah tim, juga lantaran Evan Dimas ini pernah mengenyam pendidikan di akademi Barcelona dalam program The Chance beberapa waktu lalu.

Sederhananya, timnas yang sekarang ini ada di berbagai tingkatan usia belum benar-benar menjanjikan sampai kemudian PSSI secara sadar dan sungguh-sungguh membentuk rencana jangka panjang pembinaan usia muda. Satu nilai positif dari timnas U-19 ini adalah di tengah pembinaan dan rekrutmen pemain PSSI yang tidak jelas, sang pelatih, Indra Sjafri melakukan gebrakan dan bisa menjadi harapan banyak orang.

Evan Dimas: Hanya Tuhan yang Tak Bisa Dikalahkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lolos ke Piala Asia Myanmar 2014 dengan mengalahkan Korea Selatan tentu jadi prestasi yang sangat membanggakan buat Indonesia.
Korsel adalah juara bertahan Piala Asia sebelumnya dan telah 12 kali jadi kampiun Piala Asia U-19.
Namun tadi malam para Ksatria Taeguk harus pulang ke Negeri Ginseng dengan kepala tertunduk setelah Evan Dimas Darmono dan kawan-kawan melumpuhkan mereka denga skor 3-2.
"Syukur Alhamdulillah terima kasih kepada semua teman-teman. Dan coach Indra yang memberi keyakikan kepada kami bahwa semua bisa dikalahkan kecuali Tuhan," ujar Evan yang mencetak hattrick di pertandingan ini, Sabtu(12/10/2013).
Sekilas membandingkan Korsel dengan Indonesia memang cukup jauh. Tim dari Negeri Ginseng itu sudah terbiasa mentas di Piala Dunia sejak mereka jadi tuan rumah bersama Jepang 2002 silam.
Namun Garuda Jaya tak melihat pangkat Korsel. Evan Dimas tampil dengan kepercayaan diri tinggi, mereka meyakini bahwa dalam sebuah pertandingan tak perlu ada rasa minder sebelum bertarung di atas lapangan.
Karakter kuat itulah yang ditanamkan Indra kepada Evan dkk. Dalam perjalanannya, Indonesia U-19 ini sudah hampir mengalahkan semua lawan berat tim Asia Tenggara mulai dari Thailand, Vietnam dan Malaysia yang dipaksa pulang kampung tanpa hasil saat AFF Cup U-19 di Sidoarjo bulan lalu.

Review AFC U-19: Hat-trick Evan Antar Indonesia ke Myanmar


BOLA.NET - Hat-trick Evan Dimas mengantarkan Timnas Indonesia U-19 ke putaran final Piala AFC U-19 Myanmar 2014. Tiga gol sang kapten membawa Indonesia menang 3-2 atas Korea Selatan (Korsel) di Stadion Gelora Bung Karno, Sabtu (12/10) malam WIB.
Di bawah guyuran derasnya hujan, Indonesia yang terbiasa mengandalkan bola-bola pendek di luar dugaan tetap mampu menunjukan permainan menyerang. Usaha skuat Garuda Jaya akhirnya berbuah hasil saat laga memasuki menit ke-30.
Adalah kapten Evan Dimas yang membawa Indonesia memimpin 1-0 tersebut. Pergerakan 'tak terlihat' sang kapten diakhiri dengan sambaran keras bola mendatar menyambut umpan kiriman Ilham Udin Armayn.
Namun, keunggulan tersebut hanya bertahan dua menit. Wasit Mohd Amirul Izwan langsung meniup peluit dan menunjuk titik putih begitu Kim Shin dijatuhkan Hansamu Yama di kotak terlarang. Eksekusi penalti Seol Taesu mampu memperdaya Ravi Murdianto dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Hujan yang kian deras dan menggenangi lapangan SUGBK harus membuat laga dihentikan oleh wasit asal Malaysia di menit 42. Laga pun sempat tertunda sekitar 30 menit.
Setelah laga dilanjutkan kembali, Indonesia langsung menebar ancaman. Peluang emas tercipta dua menit kemudian, Muhammad Hargianto langsung memberi ujian kepada kiper Korsel yang baru masuk, Lee Seong Won menggantikan Lee Tae Hui. Namun, tendangan Hargi masih menghajar tiang. Bola pantulannya pun belum melewati garis gawang. Skor 1-1 mengakhiri babak pertama.
Laga babak kedua baru berjalan tiga menit, Evan kembali membawa Indonesia memimpin. Proses yang sama dengan gol pertamanya, kali ini assist Maldini Pali dari sektor kiri pertahanan Korsel mampu membuat SUGBK bergemuruh. Indonesia 2, Korsel 1.
Indonesia kian leluasa menguasai jalannya pertandingan setelah keunggulan tersebut. Korsel kian terlihat frustasi dan rusaklah skema permainan mereka.
Korsel sempat mencatatkan peluang emas di menit ke-84 melalui Hwang Hwee Chan. Namun dua kali tembakannya gagal. Satu dibendung Ravi, satu melambung di atas mistar.
Peluang emas tersebut malah dibalas dengan gol oleh Evan dua menit berselang. Penetrasi Ilham dari kanan kepada Mukhlis, diteruskan sang striker dengan umpan tumit yang cantik kepada Evan. Dengan tenang, sang kapten mengarahkan bola ke sudut kanan gawang Korsel. Hat-trick Evan membawa keunggulan Indonesia melebar 3-1.
Korsel ternyata belum menyerah. Mereka mampu mencetak gol balasan melalui sundulan Suh Myeongwon memanfaatkan umpan dari tendangan bebas. Skor berubah menjadi 3-2 di menit ke-88 untuk Indonesia.
Empat menit tambahan waktu yang diberikan tak mengubah hasil tersebut. Skor 3-2 tetap bertahan dan kemenangan menjadi milik skuat Garuda Jaya.
Kemenangan ini membuat Indonesia menjadi juara Grup G dan otomatis lolos ke putaran final Piala Asia U-19 di Myanmar 2014 mendatang. Sementara Korsel harus rela beradu agregat gol dengan runner up grup lainnya. (fjr/pra)

Jumat, 11 Oktober 2013

PREVIEW Kualifikasi Piala Asia U-19: Indonesia - Korea Selatan




Korea Selatan miliki titik lemah dalam pertahanan, Indonesia kerap buntu di area lawan.

OLEH : EFENDI

Indonesia esok akan berjuang untuk dapat lolos kualifikasi Piala Asia U-19 2014 di Myanmar nanti, Korea Selatan yang juga tentu ingin mempertahankan eksistensinya di kancah Asia akan menjadi lawan yang berat bagi skuat besutan Indra Sjafri esok, Sabtu (12/10).

Korea Selatan saat ini masih unggul di posisi puncak grup G kualifikasi dengan torehan enam poin, sama persis dengan poin yang telah diraih Indonesia hasil meraih kemenangan 4-0 dari Laos dan 2-0 atas Filipina. Namun, Korsel mampu bertengger di posisi puncak karena memiliki selisih gol lebih tinggi yakni delapan, sedangkan Indonesia baru mengemas enam gol.

Meskipun Korea Selatan lebih produktif dari Indonesia, mereka sudah kemasukan gol pada laga kontra Laos yang berakhir dengan skor 5-1, artinya Korsel masih memiliki kelemahan dan bisa ditembus oleh tim sekelas Laos sekalipun. Skuat besutan Kim Sang Ho ini kerap keasikan menyerang di dua laga terakhir, terkadang para pemain bertahan Korsel harus buru-buru berlari mengejar lawan yang melakukan counter-attack pada dua laga terakhir mereka. Gol yang berhasil diciptakan oleh Laos pun hasil serangan balik yang gagal dipotong lantaran pemain bertahan Korsel terlalu jauh meninggalkan pertahanan.

Di lain sisi kubu tuan rumah harus berbenah soal masalah finishing, anak-anak muda Indonesia U-19 terkesan buntu ketika sampai di area pertahanan lawan, masalah ketenangan dalam mengeksekusi sepakan ke gawang lawan juga menjadi masalah yang harus dibenahi Indra Sjafri. Muchlis Hadi Ning Syaifulloh terkadang tidak dalam posisi yang baik untuk menerima bola, bahkan ia kadang sibuk untuk ikut melakukan built-up sehingga tak ada sosok striker yang siap menyambut umpan.

Korsel memiliki dua sosok subur dalam tim mereka, adalah Hwang Hee-Chan dan Lee Jeongbin yang telah mencetak hat-trick dalam ajang ini. Nama Seol Taesu pun tak boleh luput, pasalnya pemain bernomor punggung 13 ini adalah metronom di lini tengah, dan paling rajin mengalirkan bola dari belakang ke depan.

Bagi tim tuan rumah membuat gol lebih dulu adalah cara terbaik untuk mengamankan laga, konsentrasi penuh dan ketenangan diperlukan demi ungguli tim negeri Ginseng tersebut.

Ilham Udin Armaiyn yang tampil dibawah performa terbaik di dua laga sebelumnya bisa digantikan oleh Yabes Roni yang berhasil mencetak gol pada debutnya menghadapi Filipina, lalu ada nama Dinan Yahdian Javier yang juga tampil ngotot dan apik di laga kontra Filipina.

Kedua arsitek dari kedua tim sama-sama siap dan yakin bisa mencetak kemenangan, namun pelatih asal Filipina, Marlon Manos Maro, beranggapan bahwa Indonesia memiliki kans lebih karena bermain dirumah sendiri, ditambah Indonesia U-19 terlihat lebih siap dan lebih baik ketimbang pada saat menjuarai Piala AFF U-19 lalu.

Perkiraan Pemain Indonesia-Korsel
Indonesia U-19: 4-3-3
Pelatih: Indra Sjafri
1-Ravi Murdianto; 4-Mahdi Fahri, 2-Putu Gede Juni Antara, 16-Hansamu Yama, 5-Fatchu Rohman; 17-Paulo Sitanggang, 6-Evan Dimas, 8-Hargianto; 9-Dinan Yahdian, 10-Muchlis Hadi, 20-Ilham Udin Armaiyn.

Korsel U-19: 4-4-2
Pelatih: Kim Sang Ho
http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2013/10/11/4326514/preview-kualifikasi-piala-asia-u-19-indonesia-korea-selatan?ICID=SP

“Kami harus lebih bersemangat, bekerja keras, dan harus tetap optimistis. Kami tidak boleh lengah!”




Evan Dimas mengatakan timnas U-19 sudah memiliki cara untuk mengantisipasi kekuatan Korsel.

OLEH : EFENDI


Kapten timnas U-19 Indonesia, Evan Dimas Darmono, mengungkapkan dirinya tidak takut untuk menghadapi tim sekelas Korea Selatan (Korsel) U-19. Seperti diketahui, Korsel merupakan juara bertahan Piala Asia U-19, dan mereka sudah menjuarai 12 kali ajang ini, yang merupakan pemegang rekor terbanyak juara.

Saat ini, kendati Korsel dan Indonesia memiliki poin sama enam, namun Korsel berhak menduduki puncak klasemen grup G kualifikasi Piala Asia U-19 2014 lantaran unggul selisih gol. Otomatis, laga nanti akan menjadi penentuan siapa yang berhak langsung lolos dengan status juara grup ke putaran final di Myanmar pada 2014 mendatang.

Jika menang,  maka timnas U-19 akan lolos secara otomatis. Sebaliknya jika kalah, timnas U-19 masih harus bersaing dengan peringkat kedua dari delapan grup lainnya. Mengingat, dari sembilan grup hanya juara dan enam runner-up terbaik yang bisa lolos ke putaran final.

“Yang penting kami jangan pernah menganggap lawan lebih baik dari kami. Namun kami juga harus mewaspadai semua lawan yang dihadapi. Kami pun sudah punya strategi untuk mengantisipasi Korsel,” kata Evan Dimas.

“Kami harus lebih bersemangat, bekerja keras, dan harus tetap optimistis. Kami tidak boleh lengah!”


http://www.goal.com/id-ID/news/1387/nasional/2013/10/12/4327488/evan-dimas-darmono-kami-tidak-boleh-lengah?ICID=SP

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India